Bingung mau nulis apa di birthday bash kali ini. Mungkin
terlalu menyenangkan, mungkin juga kelewat sempurna. Hahaha meskipun awalnya
ada nangis-nangisannya juga sih, biasa lah anak nangisan.
Jadi hari itu, 12 Agustus 2012. Hari seneng –senengnya sih, ya
wajar wong 9bulan nga a a a aleepak. Hari
itu juga Angels Day!!! Nggak juga
ding, hanya melanjutkan ritual tahunan yaaah bagi-bagi sebagian harta kita
berempat dalam wujud takjil, untuk mereka yg membutuhkan. May Allah bless us,
ya! Laluuu di tengah perjalanan pulang udah ada gelagat nggak enak dari Kebo.
Aku sih ngiranya, “okelah aku tau besok aku ultah, kamu mau bikin aku mangkel
kan ya kan” tapi udah tau gituuu kok ya masih aja nangis ngejer duh bego. Ya gimana
nggak sedih, I’ve known that your daddy has that orphanage outta town before,
then you said that your daddy asked you
to go with him, on my birthday. It probably means that you couldn’t come to my
party. Jadilah malam itu jadi penuh emosi, cuma ngeread chatmu sampe nggak tau
ada berapa chat yg kebo kirim -yg tentu saja menyedihkan, begging for my
forgiveness, blaming yourself- dan malem waktu jam 12 lebih waktu banyak anak
yang mulai ngucapin happy birthday, kamu krik krik nggak ada bunyinya…then I
cried myself a waterfall til I’m asleep.
Bangun sahur, jam setengah empat. Waktu lagi enak maem, tiba-tiba
ada yg ngebel rumah…dan berisik. Then my daddy told me that they were my friends.
So with the eyebags hanging on my eyes, I opened the fence and found out cha,
gita, diwa, ivan, dito were standing outside the fence, singing ‘happy birthday’,
holding a box of cheesecake on their hands with candles-off -_- Akhirnya aku
duduk di tempat duduk samping rumah, masih setengah sadar nggak sadar
(kondisinya ngantuk berat), trus cha bilang “pil noleh belakang” EEEH ADA SI
GANTENGKUUU *alepaaak* ngasih kado trus senyam senyum nggak jelas. Tak pukulin
soalnya katanya mau ke orphanage nya itu, then he said “iya emang besok aku mau
kesana, jadi nggak bisa dateng” and that was like a thunder breaking the dawn
*aleeepak lagi*. Yasudahlah, mau gimana lagi. Akhirnya ngobrol sama mereka di
dalem rumah, ke masjid buat sholat subuh. Jam 6an, kentung udah gupuh mau
pulang. Gimanapun caranya mau tak tahan-tahan biar nggak pulang dulu. Sampe
akhirnya kebo keluar pager, tak susul. Laluu for the 1st time I
heard you yelled at me. Dibilang nggak direken pas ijin pulang, dibilang udah
siang lah apa lah, dibilang mangkelno. Hey, is that my fault? Am I wrong for
begging you to stay cause I know, you won’t be there at my party? U kno, that
was the time when I tried so hard not to let my tears running down my cheek.
Okelaaah, waktu anak-anak pada pulang, banyaaak banget chat
bbm yg kukirim, dan nggak kebo bales. Nggak tau itu marah atau emang lagi
perjalanan outta town. Jam jam menuju acaraku, aku mulai ngerasa “okelah mau
gimana lagi, with or without him, this party is just gonna be held anyway”
meskipun raut mukaku nggak bahagia,banget. Waktu udah di venue, tiba-tiba auk
bilang “lho pil, olus kok nggak masuk?” and I was surprised, hahahaha you
cheated on me yaaa. Waktu itu, kukira emang kebo berencana bohong. Setelah ituuu,
acar berjalan normal dan lancar tanpa hambatan hehehe.
Besoknya, barulaaah mengalir semua cerita kehebohan ultahku
dari kebo. Gimana repotnya dia nanya ke sahabat-sahabatku (bida, yusi, GG,
angels) aku sukanya apa, gimana repotnya dia pengen buat hari itu spesial dengan
mbelani keluar malem dan nggak tidur, gimana nelongsonya atinya waktu liat aku
nggak kayak surprised with the surprise, gimana malunya dia waktu kudu ketemu
panda. And this is the best part of his blahs; gimana kebo cerita tentang
rencana ke orphanage yang ternyata bukan bohongan! Jadi h-1 ultah, his daddy
asked him to go there, and that was true. They were arguing about the plan. Kebo
said that he had a plan to go to his friend’s bday party. His father said that
he didn’t know what’s the importance of attending the party, it’s just a
time-wasted. His father warned him. He said that if he didn’t go with him, don’t
bother to come back home. Jadilah, kebo bingung badai. Entah ada angin apa, om
bambang bilang kalo kebo mau pulang duluan, kebo kudu bawa motor sendiri. And
he took the risk, nggak peduli seberapa jauh kotanya, yg penting bisa ke
acaraku, dan nggak peduli seberapa cepet dia harus ngebut, yang penting bisa
sampe Surabaya tepat waktu. And here I am, listening to the story with a huge
guilty feeling. Apalagi waktu kebo bilang “kalo misal pas kebo lagi ngebut itu
tabrakan, pila masih marah la’an sampe sekarang?” gilaaakkkkk yo gendeng be’e aku
bo lek kon kecelakaan hiks T__T
Dari semuuua cerita-ceritanya, nggak dari kebo aja tapi dari
anak-anak jugaa, tentang gimana mbelaninya kebo buat ultahku, ya gimana nggak
touched haaa :”)
I considered the best part of my 17th birthday
is, your effort to make me happy, your effort to make me feel special. That’s
the greatest gift that a boy could give to his birthday girl.
I love you, for more J