Wednesday 20 June 2012

Pila sama Ina Mangunkusumo :|

Ina meneguk iced tea di depannya, "Dan pada saat itu, gue tahu, gue harus move on. Gue harus pindah. Gue gak bisa diginiin terus. Sakiiit banget rasanya tau. Bayangin, Dik, berapa tahun dimainin terus kayak gitu."

Gue mengangguk.

"Mungkin itu ya," kata Ina. "Ketika lo ngerasa disia-siain sedemikian rupa, lo jadi ngerasa semacam punya defense machanism. Lo akhirnya nyadar."

"Yah," kata gue. "Lo tau sendiri, kalau lo udah pecah berkeping-keping, gimana caranya lo bisa ngerasain apa-apa lagi?"

"Bener banget. Kayak gitu rasanya."

- Marmut Merah Jambu, Pertemuan Terakhir dengan Ina Mangunkusumo, hal. 87


--------------------------------------------------------


Ya kali pernah ngerasain ada di posisi Ina Mangunkusumo. Ya kali pernah berpikiran sama kaya dia. Ya kali pernah berasa punya defense mechanism kayak yg Ina punya.

Ya kali sekarang, aku sama Ina, udah sama sama lupa rasanya ada di posisi, berpikiran, dan punya defense mechanism seperti dulu itu. Karena ada orang baru yang tidak (atau mungkin belum) membiarkan kita untuk berada di posisi itu lagi. Karena ada orang baru yang membuat kita lupa (atau belum ingat) dengan cara berpikir defensif seperti itu. Karena ada orang baru yang membuat kita merasa belum (atau suatu saat akan) merasa perlu memiliki defense mechanism.

Yah siapapun orang baru itu, yang menggantikan posisi Anto buat si Ina, yang menggantikan posisi *beep* buat Pila, kita sangat merasa berterimakasih untuk saat ini :-)

No comments:

Post a Comment